Sabtu, 22 November 2014

Cerpen



Hafalan Juz’amma
Karya : Anisa ayu rini
Saat itu, Aku sedang mendudukinbangki Sekolah Dasar kelas 5. Aku diberi tugas untuk menyelesaikan hafalan Juz’amma. Di sekolah, guru yang paling galak menurut teman-teman adalah guru BTQ, tidak ada yang berani mengerjakan Pekerjaan Rumah di sekolah saat pelajaran BtQ, jika ada yang melakukan hal itu, anak tersebut langsung diberi sanksi oleh guru BTQ. Aku tau, mengapa guru tersebut selalu memberi sanksi kepada anak-anak yang tidak disiplin.
Pulang sekolah, Aku segera ganti baju dan masuk kamar untuk menghafalkan surah-surah yang ada di Juz’amma.
Saat Aku keasyikan menghafalkan Juz’amma, tak terasa badanku menjadi pegal-pegal, Aku terlentang di tempat tidur dan menengok kearah jarum jam yang menunjukan pukul 15.00.
“ hah?! Berapa jam Aku menghafalkan Juz’amma?.” Aku bertanya kepada Kakaku
“ Kau tanya padaku, berapa jam Kau menghafalkan Juz’amma?, kau tak ingat? Sore ini Kau harus sudah berada di sekolah! Cepat mandi!.” Jawab kakaku.
Mendengar perkataan kakaku, Aku segera bergegas untuk berangkat ke sekolah.
“ lalu siapa yang akan mengantarku kakak? Ayah sudah pergi kekantor?.” Tanyaku.
“ Sudah tak usah cemas, Aku akan mengantarmu ke sekolah” kata kakaku.
“ Tapi sudah jam tiga! Aku takut nanti dimarahi Pak guru, apa Aku tak usah berangkat saja?” Sahutku.
“ Bicara apa kamu Ranti! Kasihan ibu, ibu sudah membiyaimu agar kamu bisa sekolah sore, cepat naik sepedaku, Aku yang akan mengantarmu ke sekolah.” Jawab kakaku.
Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, perasaanku sangat cemas, entah bagaimana kalau Aku sudah sampai disana.
“ Ayo kak..... cepat..... cepat.....” kata ku yang diucap berkali-kali saat perjalanan.
“ Iya ini sudah cepat, Sabar dong...” jawab Kakaku.
Saat menaiki tanjakan rel kerata api, tiba-tiba kakaku mengerem mendadak.
“sstttttttttt...... gubrakkkk......”
Orang – orang berlari-lari untuk melihat apa yang sedang terjadi. Saat ku coba gerakan kedua kakiku, terasa sangat sakit dan tak tahan ku teteskan air mata ini, melihat kaki yang penuh darah, ada seseorang yang menolongku dan memebawaku menaiki becak, Dia adalah tukang becak yang sangat baik hati, yang selalu mengantarku saat sekolah pagi.
“ Ranti .... kamu kenapa?....” tanya ibuku.
“ jatuh dari sepada bu, saat aku dan kakak menaiki sepeda” jawabku.
Melihat ku terluka parah Aku diobati oleh ibuku tersayang.
Satu minggu, kakiku bisa digerakan kembali dan Alhamdulillah Aku bisa beraktivitas seperti biasa.
 saat Aku memasuki kelas untuk hafalan Juz’amma, Alhamdulillah Aku masuk di kategori  anak yang lancar dan sukses dalam membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar