Sabtu, 22 November 2014

wawancara ibadah haji

Selamat malam Bapak, maaf mengganggu, perkenalkan Kami Anisa Ayu Rini siwi dari SMP N 02 Pemalang, Kami mendapat Tugas dari Bapak Guru Agama SMP N 02 Pemalang untuk mewawancarai salah satu orang yang sudah melaksanakan ibadah haji..

W : “ Nama Bapak Siapa?.”

N  :  “Ahmad Basyir Widada.”

W :  “ Nama yang bagus, Bapak berangkat haji tahun berapa?.”

N  : “ Tahun 2005.”

W : “ waah, sudah lama ya Bapak, berangkat hajinya, kalau boleh tau waktu itu Bapak berangkat Gelombang atau kloter berapa?.”

N  : “ Gelombang 2, kloter 19.”

W : “ Bapak Hajinya menggunakan Haji apa?.”

N  : “ Haji umroh dah wuquf.”

W : “  Bagaimana pelaksanaan Haji ketika di Madinah?.”

N  : “ Dari bandara Solo atau donohudan langsung ke Madinah, disana tidak termasuk rukun Haji namanya Ziaroh di masjid Nabi namanya arbain selama 9 hari x 5 waktu- 45 waktu. Pahalanya setiap rokaat 1000x shalat di rumah. Oleh sebab itu semua jamaah Haji selalu mampir Ziaroh ke Madinah.”

W : “ Bagaimana pelaksanaan Haji ketika di Mekah?.”

N  : “ Setelah dari Madinah , meneruskan perjalanan ke mekah, sampai di ber ali niat Haji umroh dengan pakaian umroh. Di Madinah usai magrib. Sampai mekah trus Thowaf 7x dan Sai 7x, udah dapat predikat Haji umroh. Trus lepas pakaian umroh, pakai baju biasa nunggu wukuf di Arofah selama sebulan. Pada saat wukuf terus berangkat ke Arofah sore hari sampai 24 jam wukuf di Arofah. Terus jadi Haji besar, karena sudah wukuf. Magrib berangkat ke Musdolifah ambil krikil 40 untuk jumroh di Mina selama 3 hari, setelah usai terus ke mekah lagi Thowaf dan Sai untuk pamitan , namanya Thowaf wadak. Terus pulang.”

W : “ waktu thowaf di mekah , Bapak sempat tidak mencium Hajar Aswad?.”

N : “ saya sengaja tidak selera nyium Hajar Aswad, karena lebih banyak ruginya dari untung. Disamping resiko tinggi dan berdesak- desakan saling sikut dan rebut jadi Haram. Dia hanyalah sebuah batu yang tidak dapat mendatangkan untung dan rugi.”

W : “ Wah , pengalaman Bapak sangat menarik , pengalaman rohani apa sih yang di dapat selama melaksanakan ibadah haji?.”

N  : “ pengalaman rohani yang di dapat ialah beban dosa yang dibawa dari indonesia sudah di tumpahkan dengan istigfar atau mohon ampun sebanyak-banyaknya baik lewat Shalat wajib maupun Shalat sunah, juga doa haji yaitu namanya talbiyah allahuma labaik labaikallahuma labaik dst.”

W : “  Bagaimana Kesan  Bapak dalam melaksanakan ibadah Haji?.”

N  : “ kesannya wisata atau piknik yang maha dahsyat di dunia ini ya naik Haji, baik Haji umroh atau Haji Besar.”

W : “ Mturnuwun, Teriamaksih  Bapak atas informasinya.”

N : “ ya, sama-sama.”

Cerpen



Hafalan Juz’amma
Karya : Anisa ayu rini
Saat itu, Aku sedang mendudukinbangki Sekolah Dasar kelas 5. Aku diberi tugas untuk menyelesaikan hafalan Juz’amma. Di sekolah, guru yang paling galak menurut teman-teman adalah guru BTQ, tidak ada yang berani mengerjakan Pekerjaan Rumah di sekolah saat pelajaran BtQ, jika ada yang melakukan hal itu, anak tersebut langsung diberi sanksi oleh guru BTQ. Aku tau, mengapa guru tersebut selalu memberi sanksi kepada anak-anak yang tidak disiplin.
Pulang sekolah, Aku segera ganti baju dan masuk kamar untuk menghafalkan surah-surah yang ada di Juz’amma.
Saat Aku keasyikan menghafalkan Juz’amma, tak terasa badanku menjadi pegal-pegal, Aku terlentang di tempat tidur dan menengok kearah jarum jam yang menunjukan pukul 15.00.
“ hah?! Berapa jam Aku menghafalkan Juz’amma?.” Aku bertanya kepada Kakaku
“ Kau tanya padaku, berapa jam Kau menghafalkan Juz’amma?, kau tak ingat? Sore ini Kau harus sudah berada di sekolah! Cepat mandi!.” Jawab kakaku.
Mendengar perkataan kakaku, Aku segera bergegas untuk berangkat ke sekolah.
“ lalu siapa yang akan mengantarku kakak? Ayah sudah pergi kekantor?.” Tanyaku.
“ Sudah tak usah cemas, Aku akan mengantarmu ke sekolah” kata kakaku.
“ Tapi sudah jam tiga! Aku takut nanti dimarahi Pak guru, apa Aku tak usah berangkat saja?” Sahutku.
“ Bicara apa kamu Ranti! Kasihan ibu, ibu sudah membiyaimu agar kamu bisa sekolah sore, cepat naik sepedaku, Aku yang akan mengantarmu ke sekolah.” Jawab kakaku.
Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, perasaanku sangat cemas, entah bagaimana kalau Aku sudah sampai disana.
“ Ayo kak..... cepat..... cepat.....” kata ku yang diucap berkali-kali saat perjalanan.
“ Iya ini sudah cepat, Sabar dong...” jawab Kakaku.
Saat menaiki tanjakan rel kerata api, tiba-tiba kakaku mengerem mendadak.
“sstttttttttt...... gubrakkkk......”
Orang – orang berlari-lari untuk melihat apa yang sedang terjadi. Saat ku coba gerakan kedua kakiku, terasa sangat sakit dan tak tahan ku teteskan air mata ini, melihat kaki yang penuh darah, ada seseorang yang menolongku dan memebawaku menaiki becak, Dia adalah tukang becak yang sangat baik hati, yang selalu mengantarku saat sekolah pagi.
“ Ranti .... kamu kenapa?....” tanya ibuku.
“ jatuh dari sepada bu, saat aku dan kakak menaiki sepeda” jawabku.
Melihat ku terluka parah Aku diobati oleh ibuku tersayang.
Satu minggu, kakiku bisa digerakan kembali dan Alhamdulillah Aku bisa beraktivitas seperti biasa.
 saat Aku memasuki kelas untuk hafalan Juz’amma, Alhamdulillah Aku masuk di kategori  anak yang lancar dan sukses dalam membacanya.